Pidato Presiden SBY Pada Kongres XXI PGRI
Hari ini kongres XXI PGRI sekaligus kongres guru Indonesia akan selesai, apa hasilnya kita tunggu saja publikasinya. Disini kita coba tampilakan Pidato Presiden SBY pada saat pembukaan kongres, mari kita simak.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Om Swastiastu
Para tamu dan undangan yang saya muliakan
PGRI dan segenap jajaran kepemimpinan dan pengurus PGRI
Serta para guru yang saya cintai dan saya banggakan
Alhamdulillah hari ini kita dapat menghadiri acara yang penting yaitu kongres ke-21 PGRI sekaligus kongres guru Indonesia pada tahun 2013.
Saya mengucapkan selamat mengikuti kongres dan semoga kongres ini menghasilkan kebaikan, baik untuk para guru, untuk PGRI, maupun untuk masyarakat, bangsa dan negara kita.
Atas nama negara dan pemerintah dan selaku pribadi, saya juga ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada para guru atas pengabdian, kerja keras dan pengorbananya selama ini.
Terimakasih dan penghargaan juga saya sampaikan kepada PGRI yang secara terus menerus ikut meningkatkan kapasitas dan kinerja guru, ikut meningkatkan integritas dan kode etik guru serta melakukan kerja sama dan sinergi yang baik dengan jajaran pemerintah demi memajukan mutu pendidikan di negeri kita dan sekaligus demi peningkatan kesejahteraan seluruh guru kita.
Para guru yang saya cintai, lima tahun yang lalu tahun 2008 dalam peringatan hari guru nasional dan HUT PGRI ke 63 saya berbicara tentang masa depan Indonesia, saya katakan waktu itu, bahwa masa depan bangsa sangat tergantung kepada sumber daya manusianya. Jika manusianya tangguh dan unggul maka bangsa kita akan kuat dan maju, untuk mewujudkan manusia Indonesia yang tangguh dan unggul pendidikan harus maju dan berkualiatas, dan pendidikan maju dan berkualitas jika para guru berintegritas, profesional dan sejahtera.
Itulah yang saya ucapkan 5 tahun yang lalu, kemudian di akhir tahun 2004 atau 9 tahun yang lalu, saya juga telah menyampaikan kehadapan para guru... hal-hal yang berkenaan dengan kebijakan dasar di bidang pendidikan. Saya ingin mengulangi agar pada hari yang penting dan bersejarah ini, kita semua selalu ingat. Pendidikan yang dilakukan di negeri ini mengarah kemana dan memiliki tujuan seperti apa. Saya ingatkan waktu itu bahwa "pendidikan itu adalah untuk semua" "education for all" pendidikan harus semakin terjangkau, makin berkualitas dan murah, dan bagi yang kurang mampu di gratiskan. Semua pihak, pemerintah baik pusat maupun daerah, sekolah dan lembaga pendidikan, organisasi profesi dalam hal ini PGRI, dosen dan guru, dunia usaha dan masyarakat luas harus bertugas dan mengambil tanggung jawab bersama untuk memajukan pendidikan kita. Dan kemudian saya katakan juga waktu itu, 9 tahun yang lalu, untuk mencapai semua sasaran itu maka kemampuan dan kesejahteraan guru dan dosen perlu terus menerus ditingkatkan...
Para guru yang saya cintai, hadirin sekalian yang saya hormati, alhamdulillah berkat kerja keras dan kebersamaan kita, Indonesia tahun-tahun terakhir ini telah mencapai sejumlah kemajuan dan hasil yang nyata. Kemajuan itu contohnya adalah ekonomi yang membaik dan kesejahteraan rakyat yang makin meningkat, politik nasional yang stabil dan demokrasi yang makin berkembang, keamanan dalam negeri kita yang juga makin terjaga serta peran serta internasional Indonesia yang makin mengemuka dan diakui oleh dunia.
Sebagai bangsa kita harus bersyukur, jangan tidak bersyukur. Ditengah prestasi dan capaian itu tentu saja masih kita hadapi sejumlah tantangan dan pekerjaan rumah. Contohnya masih ada praktek-praktek korupsi dan birokrasi yang belum baik, masih terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan otonomi daerah, masih terjadi konflik-konflik komunal yang menunjukkan bahwa kepatuhan sebagian masyarakat kita kepada hukum dan juga toleransi masih kurang, itu kekurangan kita yang secara jujur harus kita akui.
Saudara-saudara, saya yakin Indonesia akan bertambah maju dan hebat dan juga sukses, apabila yang baik-baik tadi dapat kita jaga dan bahkan kita tingkatkan, sementara yang belum baik, kekurangan disana sini tadi bisa kita perbaiki dan atasi. Dalam konteks itu, langsung atau tidak langsung, sekolah dan dunia pendidikan memiliki peran yang penting, dan saudara semua juga kita berkonsentrasi untuk menjaga yang sudah baik dan kemudian memperbaiki yang belum baik.
Para guru yang saya cintai, kita semua tahu negara kita masih menghadapi tiga tantangan yang semuanya berkaitan dengan dunia pendidikan, meskipun tantangan begini juga dihadapi oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Pertama kemiskinan, yang kedua kebelumcerdasan, saya tidak menggunakan kata-kata 'kebodohan' saya memilih kata-kata 'kebelumcerdasan'. Kalau kita bicara 'kebodohan' seolah-olah doa tapi kalau kita bicara 'kebelumcerdasan' Allah akan kasih jalan untuk semua menjadi cerdas.Dan yang ketiga tadi keterbelakangan peradaban, kalau kita bekerja amat keras (keras saja belum cukup, amat keras)... apabila ketiga tantangan itu kita atasi percayalah saudara-saudara dengan izin Allah 20-30 tahun mendatang Indonesia yang kita cintai ini akan jauh lebih maju dan lebih sejahtera dengan peradaban yang makin unggul.
Oleh karena itu saya mengajak PGRI dan semua komunitas pendidikan untuk bersinergi dan bekerjasama dengan pemerintah untuk memerangi kemiskinan, memerangi kebelumcerdasan dan memerangi keterbelakangan peradaban yang masih ada. Dan saya berharap, Pak Sulistiyo dan para pemimpin PGRI, dalam kongres PGRI ke-21 ini bisa dirumuskan program 5 tahun kedepan. Apa yang bisa dikerjasamakan dan bisa disinergikan dengan pemerintah?. Mudah-mudahan, (karena saya akan jatuh tempo 1 tahun 4 bulan lagi), mudah-mudahan presiden mendatang pengganti saya juga melanjutkan apa yang sudah kita capai ini. Kalau milih presiden nanti, pastikan yang sayang guru.
Para guru yang saya sayangi, bagaimana kedepan?
apa yang harus kita lakukan secara bersama?, pertama sebagaimana yang dilakukan oleh pemerintah.
Saya harap, Saya mohon, para guru juga terus melakukan pembenahan dan peningkatan kemampuan serta melakukan peningkatan kinerja masing-masing. Tentunya semua itu sejalan dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk terus memikirkan dan meningkatkan gaji dan kesejahteraan para guru.
Saya memiliki catatan, saya kira mendikbud juga punya, apa saja yang sudah menggembirakan dari para guru kita dan apa pula yang belum menggembirakan. Oleh karena itu tidak sulit, yang menggembirakan dijaga Insya Allah akan bagus bagi guru, yang masih kurang-kurang perbaiki. Pemerintahpun demikian, sayapun demikian, selalu melakukan perbaikan dari hari ke hari itu pertama.
Yang kedua mari kita sukseskan program pendidikan menengah universal serta kurikulum yang lebih tepat, saudara adalah pelaku yang memintas jalannya sejarah karena Indonesia akan memiliki sistem pendidikan selama 12 tahun dengan kurikulum yang lebih tepat. Pak Nuh mengatakan kalau itu dijalankan tidak perlu menunggu sampai tahun 2040, terlalu lama agar angka partisipasi kasat sekolah menengah mencapai 97%.
Sanggupkah saudara semuanya? (para guru menjawab SANGGUP)
Alhamdulillah, itu untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk bangsa yang kita cintai.
Itu yang kedua, yang ketiga peran PGRI yang konstruktif seperti sekarang ini, yang disatu sisi (pasti tepuk tangan ini) gigih memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan guru, dan juga bersama pemerintah terus memajukan pendidikan agar dilanjutkan dan ditingkatkan. Jadi ingat Pak Sulistiyo lanjutkan dan tingkatkan apa yang PGRI laksanakan selama ini.
Empat, saya ingin merespon yang disampaikan pimpinan PGRI dua, saya juga mendengar masih ada penyimpangan yang ada di daerah, yang membikin guru jadi korban. Saya hadirkan Mendagri disini karena saya dan belia juga terus memikirkan bagaimana mengatasi masalah ini. Begini karena politik, khususnya PILKADA, guru sering menjadi korban, tentu tidak semua, tapi ada laporan yang masuk ke tempat saya.
Misalnya, guru dipaksa menjadi tim sukses kalau tidak mau katanya diganti, kemudian kalau kebetulan yang terpilih bukan yang didukung, dipindah. Ini tidak boleh terjadi, hari ini saya sampaikan kepada para guru, sahabat-sahabat saya diseluruh Indonesia. Kalau mengalami nasib seperti itu segera lapor ke Mendikbud, Mendagri, tembusan ke saya, tetapi jangan fitnah, faktual. Setelah melapor ke Mendagri, Mendikbud dan saya, berikan konferensi pers bahwa ada perlakuan yang tidak benar. Sekali lagi itu fakta dan bukan fitnah tentunya, tetapi sekaligus saya ingatkan agar para guru serta para kepala sekolah, pejabat dinas pendidikan menjauhkan diri dari politik praktis. Jangan melibatkan diri dalam PILKADA dalam arti menjadi tim sukses dan sana dan sini guru-guru akan bingung. Kalau seperti itu mari kita beberkan bersama, negara ini negara kita sendiri, pemerintahan ini pemerintah kita sendiri, yang baik kita jaga yang tidak baik kita perbaiki itulah reformasi. Jadi pesan saya jangan sampai guru menjadi korban, korban politik, itu yang keempat.
Kelima atau yang terakhir, khusus persoalan guru bantu dan guru honorer, istri saya ibu Ani sejak tahun 2004 sudah menerima ribuan sms. Terutama saudara-saudara kami para guru bantu dan guru honorer, ya macam-macam bahasanya, ada yang setengah marah, ada yang marah, ada yang marah sekali. Ketika banyak begitu diangkat jadi PNS jadi guru lupa untuk berterimakasih, meskipun ada juga yang berterimakasih, tidak apa-apa tidak apa-apa artinya kita juga memikirkan. Saudara masih ingat tahun 2005, saya pimpin waktu itu untuk melihat berapa banyak yang belum diangkat menjadi PNS yang masih honorer, bantu termasuk guru. Kemudian kita keluarkan kebijakan, sekian juta lebih untuk kita angkat dan mengalir.
Tetapi sekarang ada masalah, menagapa? karena daerah-daerah dalam mengangkat pegawai entah guru, honorer ataupun bantu itu tidak dihitung secara cermat demikian juga pendidikan swasta, meskipun tidak semua, ada juga yang melakukan seperti itu. Oleh karena itu saya sudah mengambil keputusan mari kita carikan solusinya, mari kita tata bagaimana proses pengangkatannya dengan cara seperti apa dan... saya ingin mulai tahun depan sudah dimulai, dengan demikian Insya Allah pada saatnya nanti tidak ada masalah-masalah seperti ini.
Saya hari ini menghadirkan Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Mensesneg untuk bersama-sama mengundang gubernur seluruh Indonesia duduk bersama carikan solusi tetapkan kebijakan untuk mengatasi masalah ini, sehingga tidak menimbulkan kebimbang keresahan di kalangan guru bantu, guru honorer maupun PNS yang belum diangkat. PGRI juga harus aktif untuk menjadi bagian dari upaya mencari solusi ini.
Itulah saudara-saudara dan sebelum saya akhiri sambutan saya, para guru yang saya sayangi, saya mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada saya. Saya tulus, saya tidak mencari penghargaan saudara-saudara, saya hanya ingin tahun depan ketika saya mengakhiri tugas saya, nasib dan kesejahteraan guru sudah menjadi makin baik. Sungguhpun demikian saya mengucapkan terimakasih atas apa yang disampaikan kepada saya melalui penghargaan tadi.
Saudara-saudara menutup dari segalanya, saya ingin menyampaikan satu pantun kecil
pasir berbisik dipagi hari
mengatur cinta ke gunung semeru
terimakasih PGRI
terimakasih para guru
Akhirnya dengan memohon ridho Allah subhanahu wa ta'ala dan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim kongres ke-21 PGRI dan kongres guru Indonesia dengan resmi saya nyatakan dibuka.
Terimakasih.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
om santhi santhi santhi om
Pesan Bapak Anies Baswedan ketika menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sangat menginspirasi untuk para guru;
Belum ada Komentar untuk "Pidato Presiden SBY Pada Kongres XXI PGRI"
Posting Komentar