Konsep Pembelajaran Tematik Secara Lengkap Minggu, 10 Mei 2015 Tambah Komentar Edit pembelajaran tematik ini, terlebih dahulu ikutilah pembicaraan beberapa guru SD/MI di suatu sekolah seperti berikut. Bu Atik:” Bapak, ibu, saya kok belum paham benar ya, tentang pembelajaran tematik. Kalau bapak dan ibu gimana?. Tolong saya dibantu ya.” Bu Teri :” Sama bu. Saya juga tidak mengerti. Malah masih bingung. Ada yang mengatakan pembelajaran tematik itu ibaratnya seperti es jus. Tapi juga ada yang mengatakan seperti es campur. Apa ya artinya?” Bu Mery:” Kalau saya dapatnya pembelajaran tematik seperti kue lapis. Meskipun satu tema dalam beberapa mapel, namun setiap mapel tetap saja diajarkan sendiri-sendiri. Yang benar gimana ya?” Pak Dandy:” Iya ya. Kita harus mencari informasi yang lengkap tentang pembelajaran tematik, supaya kita lebih mantap dalam melaksanakan.” Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat menjelaskan tentang pembelajaran tematik yang berkaitan dengan: pengertian, karakteristik, manfaat, dan rambu-rambu pembelajaran tematik. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh para guru tersebut di atas sering sekali muncul dalam pertemuan-pertemuan di sekolah atau forum-forum guru. Untuk menjawab pertanyaan di atas, seyogyanya para guru mengingat kembali pengetahuan yang telah didapat saat mempelajari pembelajaran terpadu. Pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan terapan dari pembelajaran terpadu yang telah dikenal oleh sebagian besar guru SD/MI melalui jenjang peningkatan kualifikasi D-II PGSD. Secara teori ada 2 pakar pengembang pembelajaran terpadu yaitu: Jacobs dan Fogarty. Menurut Jacobs (1989) bila ditinjau dari sifat materi dan cara memadukan ada 5 model pembelajaran terpadu yaitu: indicipliner based model (model berbasis pembelajaran terpisah), parallel model (model paralel), multidisciplinary model (model keterkaitan antar mata pelajaran), interdisciplinary model (model interdisipliner), dan integrated model (model terpadu). Sedangkan Fogarty (1991) mengembangkan 10 model pembelajaran terpadu yang ditinjau dari sifat materi, dan cara memadukan konsep, keterampilan dan unit tematiknya. Adapun kesepuluh model tersebut adalah: Connected model (model hubungan/model terkait), Webbed model (model jaring laba-laba), Integrated model (model terpadu), Fragmented model (model terpisah), Nested model (model gugusan), Sequenced model (model urutan), Shared model (model gabung bagian), Threaded model (model rajutan), Innersed model (model celup), Networked model (model jaringan). Dari kesepuluh model yang dikembangkan Forgarty ini, hanya 3 model yang dikembangkan atau dikenalkan di PGSD yaitu connected model, webbed model, dan integrated model. Pembelajaran tematik yang diharapkan berkembang di SD/MI saat ini mengarah pada penggabungan dari webbed model (model jaring laba-laba) dan integrated model (model terpadu). Hal ini terlihat dari materi sosialisasi tematik yang dilaksanakan oleh Depdiknas yang menghendaki pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah atau terkotak-kotak. Penggabungan model jaring laba-laba dan model terpadu yang dimaksud adalah penggunaan tema untuk menggabungkan beberapa mapel dengan menetapkan prioritas dari kurikulum untuk menemukan keterkaitan antar mapel. Sehingga peserta didik akan memperoleh pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda. Dengan demikian peserta didik akan mudah menghubungkan dan mengaitkan materi-materi dari beberapa mapel. A. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa kompetensi dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/Standar Isi (SI) beberapa mapel menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang saling terkait dari beberapa mapel yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usia peserta didik. Menurut Tim Pusat Kurikulum (2006) tanda dari kebermaknaan belajar bagi peserta didik adalah terjadi hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif peserta didik. Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep-konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Jika dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran yang konvensional, pembelajaran tematik diharapkan lebih menekankan pada pengalaman dan kebermaknaan peserta didik dalam belajar, sehingga peserta didik memperoleh pemahaman yang utuh dalam proses pembelajaran yang mengaitkan antar mapel. Hal ini sejalan dengan panduan dari Depdiknas (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman belajar peserta didik menempati posisi penting dalam usaha meningkatan kualitas lulusan. Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melakukan program pengalaman belajar dengan tepat. Setiap peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bekal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh sebab itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal kepada peserta didik untuk mencapai kecakapan dalam berkarya. B. Karakteristik Pembelajaran TematikMenurut Tim Puskur (2006), pendekatan pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran tematik dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Peserta didik diharapkan dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya. Memberikan pengalaman langsung kepada anak. Pembelajaran tematik diprogramkan untuk melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran yang mengaitkan antar konsep dan prinsip yang dipelajari dari beberapa mapel. Sehingga peserta didik akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang dialami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan peserta didik sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya. Pemisahan mapel tidak kelihatan atau antar mapel menyatu. Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mapel sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan peserta didik untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang utuh. Menyajikan konsep dari berbagai mapel dalam suatu proses pembelajaran sehingga bermakna. Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sehingga berdampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari peserta didik. Hasil nyata akan didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari. Hal ini diharapkan akan berdampak pada kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Pada pembelajaran tematik dikembangkan pendekatan PAKEM (pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan) yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melihat bakat, minat, dan kemampuan peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik termotivasi untuk belajar terus menerus. C. Manfaat Pembelajaran TematikMenurut Tim Puskur (2006) ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan pembelajaran tematik. Banyak materi-materi yang tertuang dalam beberapa mapel mempunyai keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh. Peserta didik mudah memusatkan perhatian karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema yang sama. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi beberapa mapel dalam tema yang sama. Pembelajaran tematik melatih peserta didik untuk semakin banyak membuat hubungan beberapa mapel, sehingga peserta didik mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep. Menghemat waktu karena beberapa mapel dikemas dalam tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan. Waktu yang lain dapat digunakan untuk pemantapan, pengayaan, pembinaan keterampilan dan remidial. D. Rambu-rambu Pembelajaran TematikMenurut Tim Puskur (2006) ada beberapa rambu yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebagai berikut. Tidak semua mapel dapat dipadukan atau dikaitkan. KD yang tidak dapat dipadukan atau diintegrasikan jangan dipaksakan untuk dipadukan. Akan lebih baik bila dibelajarkan secara sendiri-sendiri. KD yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara mandiri. Untuk peserta didik kelas I sampai II kegiatan ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, minat, lingkungan, daerah setempat, dan cukup problematik atau populer. E. Implikasi Pembelajaran TematikImplikasi bagi guru dan peserta didik Bagi guru Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif, baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar yang bermanfaat bagi peserta didik, juga dalam memilih KD dari berbagai mapel, serta mangaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, dan menyenangkan. Bagi peserta didik Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, kelompok, atau klasikal. Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misalnya: melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. Implikasi terhadap sarana prasarana, sumber, dan media pembelajaran Pembelajaran tematik dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana prasarana belajar. Perlu memanfaatkan sumber belajar baik yang sifatnya didesain khusus untuk keperluan pembelajaran, maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekitar. Perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang abstrak. Dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mapel dan dimungkinkan menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintergrasi. Implikasi terhadap pengaturan ruang Dalam kegiatan pembelajaran tematik perlu pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Ruang dapat ditata, disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan. Susunan bangku peserta didik dapat diubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat duduk di tikar/karpet. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfatkan sebagai sumber belajar. Alat, sarana, dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik-peserta didik untuk menggunakan dan menyiapkan kembali. Semoga setelah Anda membaca uraian tentang konsep pembelajaran tematik di atas, maka pertanyaan-pertanyaan tentang pengertian, karakteristik, manfaat, rambu-rambu pembelajaran tematik dapat Anda jelaskan. Begitu juga jika pertanyaan yang datang dari guru lain seperti yang disampaikan di awal, mari belajar. [Konsep Pembelajaran Tematik Secara Lengkap - Dra. Sukajati, M.Pd. Widyaiswara PPPPTK Matematika] Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut dapat membantu; Sumber https://www.defantri.com/ Bagikan Artikel ini
Belum ada Komentar untuk "Konsep Pembelajaran Tematik Secara Lengkap"
Posting Komentar