CONTOH PENULISAN KARYA ILMIAH/ MAKALAH/ TUGAS AKHIR YANG BENAR
Menurunnya Produksi Padi
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Masalah Beras merupakan makanan pokok yang sangat diperlukan manusia. Beras berasal dari padi. Namun, semakin lama produksi padi di Indonesia semakin menurun. Produksi padi yang semakin menurun ini menyebabkan padi sulit didapat. Akibatnya harga beras menjadi naik. Banyak cara telah dilakukan untuk meningkatkan produksi beras. Namun, semua yang dilakukan sepertinya sia-sia. Sebenarnya apa yang menyebabkan produksi padi menurun? Sehubungan dengan hal tersebut, karya tulis ini akan membahas beberapa hal yang menyebabkan produksi padi menurun.
2. Perumusan Masalah
a. Apa yang menyebabkan produksi padi menurun?
b. Bagaimana cara mengantisipasi semakin susutnya areal pertanian?
3. Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui penyebab menurunnya produksi padi dan cara meningkatkan produksi padi. Dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan masyarakat mau berpartisipasi untuk meningkatkan produksi padi.
B. Isi Pertanian
a. Apa yang menyebabkan produksi padi menurun?
b. Bagaimana cara mengantisipasi semakin susutnya areal pertanian?
3. Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui penyebab menurunnya produksi padi dan cara meningkatkan produksi padi. Dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan masyarakat mau berpartisipasi untuk meningkatkan produksi padi.
B. Isi Pertanian
Indonesia masih tetap menghadapi persoalan-persoalan klasik. Persoalan-persoalan klasik tersebut menyebabkan turunnya produksi beras. Persoalan-persoalan tersebut antara lain: kelangkaan pupuk menjelang masa tanam, kekeringan di saat kemarau, kebanjiran di musim hujan, harga anjlok ketika panen, mencekik saat paceklik, hama dan penyakit, konversi (alih fungsi) lahan yang kian tidak terbendung, serta berkurangnya sistem irigasi.
Persoalan kelangkaan pupuk, kekeringan, banjir, harga panen, hama, dan penyakit dampaknya terhadap produksi pertanian, terutama padi, tidak bersifat permanen. Namun, dampak berkurangnya lahan pertanian karena konversi akan bersifat permanen terhadap turunnya produksi padi. Sekali lahan pertanian, terutama sawah yang sudah beralih fungsi, mustahil kembali lagi menjadi sawah. Dengan demikian, luas sawah akan semakin sempit.
Kekhawatiran terhadap kelangkaan pupuk dan anjloknya harga padi selalu disuarakan dengan lantang oleh para wakil rakyat karena khawatir produksi pangan nasional merosot. Anehnya, soal konversi lahan nyaris tidak pernah mendapat perhatian. Jangankan "suara lantang", yang sayup-sayup pun hampir tak terdengar. Padahal, dampaknya jelas dan permanen terhadap produksi pangan nasional.
Persoalan lain yang dapat menurunkan produksi padi Indonesia adalah berkurangnya lahan irigasi. Berkurangnya lahan irigasi berkait erat dengan semakin sempitnya lahan pertanian. Lahan yang semestinya dapat digunakan untuk mengatur irigasi tersebut telah berubah menjadi perumahan, permukiman, industri maupun fungsi lain di luar kepentingan irigasi. Berkurangnya lahan irigasi juga tidak dapat lepas dari kondisi perekonomian petani. Petani yang membutuhkan uang untuk mencukupi kehidupannya terpaksa menjual tanah garapan dan tanah pertaniannya. Akibatnya, konversi lahan pertanian semakin meningkat.
Konversi lahan tidak hanya berpengaruh terhadap produksi pangan, tetapi juga hilangnya investasi untuk membangun irigasi dan prasarana lainnya. Belum lagi kerugian ekologis bagi sawah di sekitarnya akibat alih fungsi sebagian lahan, antara lain hilangnya hamparan efektif untuk menampung kelebihan air limpasan yang bisa membantu mengurangi banjir. Kerugian itu masih bertambah dengan hilangnya kesempatan kerja dan pendapatan bagi petani penggarap, buruh tani, penggilingan padi, dan sektor-sektor pedesaan lainnya. Sektor pertanian, terutama padi, merupakan sektor yang paling banyak menyediakan lapangan kerja. Dengan demikian, pengangguran akan bertambah.
Bagi pemilik lahan, mengonversi lahan pertanian untuk kepentingan nonpertanian saat ini memang lebih menguntungkan. Secara ekonomis, lahan pertanian, terutama sawah, harga jualnya tinggi karena biasanya berada di lokasi yang berkembang.
Namun, bagi petani penggarap dan buruh tani, konversi lahan menjadi "bencana" karena mereka tidak serta-merta bisa beralih pekerjaan. Mereka terjebak pada kian sempitnya kesempatan kerja. Hal ini akan menumbuhkan masalah sosial yang pelik.
Guna mengantisipasi semakin susutnya lahan pertanian perlu dibuat peraturan yang melarang adanya alih fungsi lahan. Misalnya pada tanah pertanian, meskipun pemiliknya telah berganti, tanah tersebut tetap dalam fungsinya sebagai lahan pertanian. "Kalau memang dijual, pembelinya harus mempertahankan fungsi irigasi dan lahan tersebut, tidak untuk permukiman atau industri. Tidak hanya itu saja, pemerintah dan masyarakat harus mengambil komitmen yang kuat untuk mencegah terjadinya konversi lahan pertanian, yang diwujudkan pada visi baru dalam kebijakan yang dilaksanakan. Keberpihakan pada kesejahteraan petani, kepentingan menjaga ketahanan pangan nasional, serta menjaga kelestarian lingkungan harus dinyatakan dengan jelas. Pemerintah juga dapat mengadakan penyuluhan kepada petani dan masyarakat supaya menjadikan sektor pertanian sebagai lapangan usaha yang menarik dan bergengsi. Penyuluhan ini secara alami dapat mencegah terjadinya konversi lahan. Jika konversi terus terjadi tanpa terkendali, hal itu tidak saja melahirkan persoalan ketahanan pangan, tetapi juga lingkungan dan ketenagakerjaan.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Penurunan produksi padi disebabkan oleh beberapa persoalan klasik. Persoalan klasik tersebut seperti kelangkaan pupuk menjelang masa tanam, kekeringan pada saat kemarau, kebanjiran pada musim hujan, harga anjlok ketika panen, harga mencekik saat paceklik, hama dan penyakit, konversi lahan yang kian tidak terbendung, serta berkurangnya sistem irigasi. Dari beberapa persoalan di atas yang paling membahayakan adalah konversi lahan yang semakin lama semakin luas. Guna mengantisipasi semakin susutnya lahan pertanian perlu dibuat peraturan yang melarang adanya alih fungsi lahan.
2. Saran
a. Pemerintah seharusnya menyediakan persediaan pupuk yang cukup untuk para petani.
b. Pemerintah memberlakukan undang-undang untuk mengatur konversi lahan.
c. Menyadarkan petani betapa pentingnya lahan pertanian untuk para petani.
Belum ada Komentar untuk "CONTOH PENULISAN KARYA ILMIAH/ MAKALAH/ TUGAS AKHIR YANG BENAR"
Posting Komentar