Mengenal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Higher Order Thinking Skills [HOTS] jika dengan bahasa Indonesia mungkin bisa kita dikatakan "kemampuan/keterampilan berpikir tingkat tinggi".
Pembelajaran pada kurikulum yang diberikan kepada anak-anak sebaiknya dapat memotivasi peserta didik untuk berfikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik matematika, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi [higher order thinking skills atau HOTS].
Anderson mengkategorikan tingkat berpikir kurang lebih seperti berikut ini.
Kategori: Mengingat [Remember]
Deskripsi: Menyajikan fakta dari ingatan [mengenai fakta penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving].
Kategori: Memahami [Understand]
Deskripsi: Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-kata/kalimat sendiri [interpretasi/interpreting, memberi contoh/illustrating, mengklasifikasi/classifying/categorizing, meringkas/summarizing/abstracting, menyimpulkan/concluding/ektrapolating/interpolating, predicting, membandingkan/comparing/contrasting/mapping/matching, menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect].
Kategori: Menerapkan [Apply]
Deskripsi: Melaksanakan [executing], menggunakan prosedur [implementing] untuk suatu situasi baru [melakukan, menerapkan].
Kategori: Menganalisis [Analyze]
Deskripsi: Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian-bagian penting [differentiating/discriminating/focusing/selecting], menentukan keterkaitan antar komponen [organizing/finding coherence/integrating/outlining/structuring], menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis [attributing/deconstructing].
Kategori: Mengevaluasi [Evaluate]
Deskripsi: Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan uraian/fakta [checking/coordinating/detecting/monitoring/testing], menilai metode mana yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah [critiquing/judging].
Kategori: Mencipta [Create]
Deskripsi: Mengembangkan hipotesis [generating], merencanakan penelitian [planning/designing], mengembangkan produk baru [producing/
constructing].
Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum di atas, ada kemampuan berpikir yang lebih tinggi [higher order thinking skills/ HOTS] yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Oleh sebab itu, maka dalam pembelajaran dianjurkan untuk mendorong peserta didiknya memiliki kemampuan tersebut dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari Kompetensi Dasar - Kompetensi Inti [KD-KI 3].
Contoh kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik memilki keterampilan berpikir tingkat tinggi [HOTS].
Berikut adalah contoh soal HOTS yang sesuai dengan KD 3.1 dan 4.1 mata pelajaran Matematika.
Permasalahan 1:
Di sebuah desa, terdapat sepasang kakek dan nenek yang tinggal di rumah tua. Pada saat sensus penduduk awal tahun 2013, kakek dan nenek tersebut belum memiliki KTP. Untuk pembuatan KTP, kakek dan nenek tersebut diminta data tanggal lahir mereka, tetapi mereka tidak pernah mengetahui tahun lahirnya. Mereka hanya mengingat bahwa saat menikah, selisih umur mereka 3 tahun. Saat itu nenek berusia 20 tahun, yaitu 11 tahun setelah proklamasi. Bagaimana cara mengetahui tahun lahir kakek dan nenek dari cerita tersebut?
Permasalahan 2:
Seorang bayi lahir prematur di sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak dengan berat badan 2.200 gram. Untuk mengatur suhu tubuh bayi tetap stabil, maka harus dirawat di dalam inkubator selama beberapa hari. Suhu inkubator harus dipertahankan berkisar antara 32O0C hingga 35O0C selama 2 hari. Ternyata jika berat badan berada pada interval BB: 2.100–2.500 gram, maka suhu inkubator yang harus dipertahankan adalah 34O0C. Jika pengaruh suhu ruangan membuat suhu inkubator menyimpang sebesar 0.2O0C, maka hitunglah interval perubahan suhu inkubator!
Bagaimana dengan dua permasalahan diatas, apakah Anda punya pendapat tentang masalah Higher Order Thinking Skills [HOTS]? mari berpendapat.
Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut dapat membantu kita dalam penerapan kurikulum 2013;
Sumber https://www.defantri.com/
Pembelajaran pada kurikulum yang diberikan kepada anak-anak sebaiknya dapat memotivasi peserta didik untuk berfikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik matematika, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi [higher order thinking skills atau HOTS].
Anderson mengkategorikan tingkat berpikir kurang lebih seperti berikut ini.
Kategori: Mengingat [Remember]
Deskripsi: Menyajikan fakta dari ingatan [mengenai fakta penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving].
Kategori: Memahami [Understand]
Deskripsi: Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-kata/kalimat sendiri [interpretasi/interpreting, memberi contoh/illustrating, mengklasifikasi/classifying/categorizing, meringkas/summarizing/abstracting, menyimpulkan/concluding/ektrapolating/interpolating, predicting, membandingkan/comparing/contrasting/mapping/matching, menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect].
Kategori: Menerapkan [Apply]
Deskripsi: Melaksanakan [executing], menggunakan prosedur [implementing] untuk suatu situasi baru [melakukan, menerapkan].
Kategori: Menganalisis [Analyze]
Deskripsi: Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian-bagian penting [differentiating/discriminating/focusing/selecting], menentukan keterkaitan antar komponen [organizing/finding coherence/integrating/outlining/structuring], menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis [attributing/deconstructing].
Kategori: Mengevaluasi [Evaluate]
Deskripsi: Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan uraian/fakta [checking/coordinating/detecting/monitoring/testing], menilai metode mana yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah [critiquing/judging].
Kategori: Mencipta [Create]
Deskripsi: Mengembangkan hipotesis [generating], merencanakan penelitian [planning/designing], mengembangkan produk baru [producing/
constructing].
Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum di atas, ada kemampuan berpikir yang lebih tinggi [higher order thinking skills/ HOTS] yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Oleh sebab itu, maka dalam pembelajaran dianjurkan untuk mendorong peserta didiknya memiliki kemampuan tersebut dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari Kompetensi Dasar - Kompetensi Inti [KD-KI 3].
Contoh kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik memilki keterampilan berpikir tingkat tinggi [HOTS].
- Guru menugaskan peserta didik untuk menganalisis permasalahan yang disajikan melalui lembar kerja berkaitan dengan materi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dalam bentuk linear satu variabel;
- Peserta didik menganalisa permasalahan tersebut melalui kegiatan diskusi kelompok, yang diawali dengan mengidentifikasi variabel-variabel
yang ditemukan dalam permasalahan; - Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi berkaitan dengan permasalahan yang disajikan dari berbagai sumber belajar, kemudian bersama kelompoknya mengolah data yang terkumpul untuk dianalisis sehingga menghasilkan rumusan penyelesaian masalah;
- Melalui diskusi dan tanya jawab bersama kelompoknya, peserta didik melakukan evaluasi terhadap rumusan penyelesaian masalah yang diperolehnya;
- Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian membuat kesimpulan bersama;
- Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan pengamatan dan pendampingan.
Berikut adalah contoh soal HOTS yang sesuai dengan KD 3.1 dan 4.1 mata pelajaran Matematika.
Permasalahan 1:
Di sebuah desa, terdapat sepasang kakek dan nenek yang tinggal di rumah tua. Pada saat sensus penduduk awal tahun 2013, kakek dan nenek tersebut belum memiliki KTP. Untuk pembuatan KTP, kakek dan nenek tersebut diminta data tanggal lahir mereka, tetapi mereka tidak pernah mengetahui tahun lahirnya. Mereka hanya mengingat bahwa saat menikah, selisih umur mereka 3 tahun. Saat itu nenek berusia 20 tahun, yaitu 11 tahun setelah proklamasi. Bagaimana cara mengetahui tahun lahir kakek dan nenek dari cerita tersebut?
Permasalahan 2:
Seorang bayi lahir prematur di sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak dengan berat badan 2.200 gram. Untuk mengatur suhu tubuh bayi tetap stabil, maka harus dirawat di dalam inkubator selama beberapa hari. Suhu inkubator harus dipertahankan berkisar antara 32O0C hingga 35O0C selama 2 hari. Ternyata jika berat badan berada pada interval BB: 2.100–2.500 gram, maka suhu inkubator yang harus dipertahankan adalah 34O0C. Jika pengaruh suhu ruangan membuat suhu inkubator menyimpang sebesar 0.2O0C, maka hitunglah interval perubahan suhu inkubator!
Bagaimana dengan dua permasalahan diatas, apakah Anda punya pendapat tentang masalah Higher Order Thinking Skills [HOTS]? mari berpendapat.
Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut dapat membantu kita dalam penerapan kurikulum 2013;
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Higher Order Thinking Skills (HOTS)"
Posting Komentar