Sekjen Kemendikbud: TK dan PAUD Tidak Boleh Belajar Calistung
Gebyar pendidikan dan kebudayaan dilaksanakan di Kota Siak Sri Indrapura Kabupaten Siak, Riau. Pendidikan pra sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilarang memberikan pelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung)
Pelaksanaan ini dipusatkan di lapangan terbuka Maharatu di tengah kota Siak, Minggu (10/3/2019). Masyarakat serta sejumlah pelajar dari berbagai tingkatan meramaikan acara tersebut.
Dalam acara tersebut, Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi mengatakan kegiatan ini dilaksanakan untuk menyosialisasikan hasil-hasil pembangunan pendidikan dan kebudayaan sejak 2015 hingga 2019.
"Tentu sudah banyak yang sudah dihasilkan oleh pemerintah. Pertama bahwa pendidikan kita semakin tahun semakin maju dan semakin berkualitas," kata Didik.
Untuk pendidikan anak usia dini, katanya, sekarang sudah ada peraturan bahwa anak sebelum masuk SD minimal harus menempuh pendidikan prasekolah.
"Kenapa ini diperlukan supaya anak-anak kita mempersiapkan dirinya sebelum masuk sekolah, sehingga mereka bisa bergaul, bisa berkomunikasi, bersosialisasi dengan kawan-kawannya," kata Didik.
Didik mengingatkan pendidikan prasekolah agar tidak mengajarkan membaca, menulis dan berhitung.
"Bapak Ibu guru TK dan PAUD ada? Jadi kalau di TK dan PAUD tidak boleh belajar baca tulis hitung. Jadi (hanya) belajar bermain, bersosialisasi, dengan kawan-kawannya sehingga mereka masuk di SD mereka sudah siap untuk belajar," katanya.
Dia menilai, pendidikan dasar di Indonesia setiap tahun semakin baik kualitasnya. Ini ditandai dengan banyaknya prestasi yang dicapai.
"Alhamdulilah beberapa tahun terakhir ini di pendidikan dasar sudah semakin baik kualitasnya ditandai dengan banyak prestasi yang diperoleh oleh anak-anak kita sehingga pendidikan di Indonesia bagian dari keberhasilan yang sudah dilakukan oleh kita semua. Pada saat ini kami berharap, anak-anak di Kabupaten Siak yang akan berkiprah di nasional maupun dunia internasional untuk menjadi wakil-wakil negara di event yang sifatnya lomba internasional," katanya.
Sekjen Kemendikbud juga menilai kontribusi Kabupaten Siak dalam sejarah kemerdekaan juga patut dibanggakan. Di mana dalam sejarahnya, Kesultanan Siak menyerahkan kedaulatan kerajaan kepada pemerintah Indonesia.
"Artinya, kontribusi Kabupaten Siak terhadap pemerintah Indonesia sangat luar biasa," katanya yang disambut tepuk tangan.
Sementara itu, Plt Bupati Siak Alfedri mengatakan bahwa saat ini ada 751 lembaga pendidikan. Ini terdiri dari PAUD sebanyak 206, dan 208 TK, 230 SD, 107 SMP termasuk pendidikan di bawah Kementerian Agama. Dengan jumlah siswa-siswi sebanyak 105.218.
"Kemajuan sektor pendidikan dalam pembangunan di Siak tentunya tidak terlepas dari peran serta dan perhatian dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Alfedri.
Pada kesempatan ini, Sekjen Kemendikbud secara simbolis menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada siswa SD, SMP, dan SMA, di mana masing-masing sekolah menerima jatah untuk 250 siswa. Nilai masing-masing KIP, untuk SD Rp 450 ribu, SMP senilai Rp 750 ribu dan SMA sederajat Rp 1 juta.
Untuk pendidikan anak usia dini, katanya, sekarang sudah ada peraturan bahwa anak sebelum masuk SD minimal harus menempuh pendidikan prasekolah.
"Kenapa ini diperlukan supaya anak-anak kita mempersiapkan dirinya sebelum masuk sekolah, sehingga mereka bisa bergaul, bisa berkomunikasi, bersosialisasi dengan kawan-kawannya," kata Didik.
Didik mengingatkan pendidikan prasekolah agar tidak mengajarkan membaca, menulis dan berhitung.
"Bapak Ibu guru TK dan PAUD ada? Jadi kalau di TK dan PAUD tidak boleh belajar baca tulis hitung. Jadi (hanya) belajar bermain, bersosialisasi, dengan kawan-kawannya sehingga mereka masuk di SD mereka sudah siap untuk belajar," katanya.
Dia menilai, pendidikan dasar di Indonesia setiap tahun semakin baik kualitasnya. Ini ditandai dengan banyaknya prestasi yang dicapai.
"Alhamdulilah beberapa tahun terakhir ini di pendidikan dasar sudah semakin baik kualitasnya ditandai dengan banyak prestasi yang diperoleh oleh anak-anak kita sehingga pendidikan di Indonesia bagian dari keberhasilan yang sudah dilakukan oleh kita semua. Pada saat ini kami berharap, anak-anak di Kabupaten Siak yang akan berkiprah di nasional maupun dunia internasional untuk menjadi wakil-wakil negara di event yang sifatnya lomba internasional," katanya.
Sekjen Kemendikbud juga menilai kontribusi Kabupaten Siak dalam sejarah kemerdekaan juga patut dibanggakan. Di mana dalam sejarahnya, Kesultanan Siak menyerahkan kedaulatan kerajaan kepada pemerintah Indonesia.
"Artinya, kontribusi Kabupaten Siak terhadap pemerintah Indonesia sangat luar biasa," katanya yang disambut tepuk tangan.
Sementara itu, Plt Bupati Siak Alfedri mengatakan bahwa saat ini ada 751 lembaga pendidikan. Ini terdiri dari PAUD sebanyak 206, dan 208 TK, 230 SD, 107 SMP termasuk pendidikan di bawah Kementerian Agama. Dengan jumlah siswa-siswi sebanyak 105.218.
"Kemajuan sektor pendidikan dalam pembangunan di Siak tentunya tidak terlepas dari peran serta dan perhatian dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Alfedri.
Pada kesempatan ini, Sekjen Kemendikbud secara simbolis menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada siswa SD, SMP, dan SMA, di mana masing-masing sekolah menerima jatah untuk 250 siswa. Nilai masing-masing KIP, untuk SD Rp 450 ribu, SMP senilai Rp 750 ribu dan SMA sederajat Rp 1 juta.
Belum ada Komentar untuk "Sekjen Kemendikbud: TK dan PAUD Tidak Boleh Belajar Calistung"
Posting Komentar