PENGERTIAN PEMAHAMAN INDIVIDU MANFAAT ASESMEN

        Beberapa ahli dalam tes psikologi sesuai dengan zamannya masing-masing memiliki pendapat yang beragam dan sesuai dengan perkembangan zaman dan kondisi saat itu. Kemudian para ahli pun membuat ringkasan tentang perkembangan tahap demi tahap dan perkembangan pemikiran yang muncul serta hasil yang ingin dicapai disarikan pada tabel di bawah ini :

Waktu
Kondisi
Saat Itu
Perkembangan Pemikiran
Tokoh & Temuannya
Abad 19
Keprihatinan tentang model pengobatan terhadap penderita gangguan jiwa yg tidak manusiawi

Timbul kesadaran akan pentingnya kriteria untuk  menetapkan standar penerimaan dan sistem klasifikasi yang obyektif untuk membedakan antara orang gila (insane)  dan mereka yang terbelakang mental (mentally retarted).
Esquirol : Penggunaan bahasa seseorang merupakan kriteria yang paling dapat diandalkan tentang tingkat intelektualnya

Seguin :
·      Tahun 1837 mendirikan sekolah bagi anak terbelakang mental pertama
·      Teknik pelatihan pancaindra dan pelatihan otot bagi anak terbelakang mental
·      Tes non verbal  Seguin Form Board” individu diminta untuk memasukkan balok-balok yang berbeda bentuknya ke dalam lubang-lubang yang sesuai secepat mungkin.

Alfred Binet
Mendesak agar anak-anak yang gagal memberikan respon pada sekolah yang normal diperiksa sebelum pulang sekolah, dan jika  dinilai bisa dididik anak-anak itu ditempatkan pada kelas-kelas khusus
1869

Para psikolog belum peduli dengan pengukuran terhadap perbedaan-perbedaan individu. Fokus per-hatian baru pd keragam-an bukan perbedaan
Memandang perlu mengenali perbeda-an-perbedaan individu, bukan sekedar kesamaan-nya
Para Psikolog Eksperimen :
·      Perlu kendali yang ketat atas kondisi observasi, seperti pemakaian kata-kata yang digunakan dalam petunjuk tes  dan waktu pelaksanaan tes yang dipandang berpengaruh terhadap kecepat-tanggapan peserta.
·      Kecerahan atau warna lingkungan sekililing dipandang benar-benar mengubah tampilan stimulus visual.
·       Standardisasi prosedur akhirnya menjadi salah satu ciri khusus tes psikologi
·      Wundt mengembangkan laboratorium di Leipzig pada tahun 1879
1884
Faktor heriditas belum mendapat perhatian
Memandang perlu :
·      penelitian faktor heriditas
·      mengukur ciri-ciri orang yg memiliki hubungan keluarga dan tidak
Francis Galton
·      mendirikan laboratorium anthropometris
·      mendorong sejumlah lembaga pendidikan menyelenggarakan pen-catatan anthropometris sistematis tentang siswa-siswa mereka.
·      Menuyusun tes pemdeaan inderawi sebagai sarana utk membedakan kecerdasan seseorang (tes Galtn). (a) tes batang Galton (Galton bar) utk pembedaan panjang secara visual, (b) peluit Galton (Galton wstle) utk mengukur suara paling melengking yang bisa didengar
·      Informasi yang sampai pada individu adalah melalui indra, semakin perseptif indra individu maka makin banyak informasi yg siterima, maka kemampuan inteltualnya menjadi lebih baik
·      merintis penerapan metode skala-pemeringkatan dan juga teknik asosiasi bebas
·      menggunakan metode statistik untuk menganalisis data tentang perbedaan individu
1888
Sebagian besar rangkaian tes dipandang terlalu inderawi dan terkonsentrasi pada kemampuan-kemampuan sederhana
Memandang perlu pengukuran terhadap fungsi-fungsi psikologid yang lebih kompleks
James Mc Keen Cattel
·      mendirikan laboratorium psikologi eksperimental dan menyebarkan gerakan tes.
·      Mengenalkan istilah “tes  mental” pertama kali dlm dunia psikologi
·      pandangan Cattel sama dengan Galton, bahwa ukuran fungsi-fungsi intelektual bisa diperoleh melalui tes-tes perbedaan inderawi dan waktu reaks
1905
Pengukuran mental belum melibatkan proses mental yang lebih tinggi
Binet dkk melakukan peneliti-an ttg cara-cara  pengukuran inteligensi mencakup pengukuran bentuk tengkorak, muka, dan tangan, serta analisis tulisan tangan.
dengan cara
Alferd Binet :
·        pengukuran langsung – meskipun kasar – atas fungsi-fungsi intelektual yang kompleks membawa harapan yang sangat besar
·        berhasil menyusun skala Binet-Simon (skala 1905) terdiri dari 30 masalah dengan menekankan pada dengan penekanan khusus pada penilaian (judgement), pemahaman, dan penalaran yang dipandang sebagai komponen hakiki inteligensi
·        Tahun 1908 dilakukan revisi, jumlah tes ditambah yang tidak memuas-kan dihapus. Muncul istilah ”usia menal” (mental age)” dan ”tingkatan menta”l (mental level.
·        Tahun 1991 dilakukan revisi ketiga, tidak banyak perubahan hanya penambahan tes untuk beberapa tingkat usia, dan relokasi tes-tes khusus.
·        Tahun 1916 Tes Binet-Simon di-publikasikan oleh Lewis Terman
1917
Amerika Serikat memasuki perang Dunia I, dirasa perlu ada instrumen yang bisa digunakan secara cepat untuk subyek yang cukup banyak. Sementara tes yang ada adalah individual.
·      American Psychological Association menunjuk Tim penyusun tes inteligensi kelompok di bawah Robert M. Yarkes.
·      mengambil materi tes yg ada, utamanya tes intelignsi kelompok yg belum dipublikasikan
Arthur S. Otis :
·     pengenalan pilihan ganda dan jenis-jenis ”soal obyektif”
·     muncul tes ”Army Alpha dan Army Beta”
·     menjadi model bagi sebagian besar tes inteligensi kelompok
·     Mengembangkan tes inteligensi kelompok pertama, dengan men-dasarkan pada revisi Terman terhadap skala Binet-Simon
 --
Tes-tes inteligensi yg pada awalnya dirancang utk mengukur berbagai fungsi intelektual umum, diakui terbatas cakupannya. Hanya aspek tertentu yg diukur.
·      Memandang perlu ada tes bakat khusus untuk melengkapi tes inteligensi umum
·     Terjadi pergeseran dari penggunaan istilah ”tes inteligensi” menjadi ”tes bakat sekolah”. (1920)
·     Dikembangkan tes bakat khusus untuk seleksi pekerjaan dan klasifikasi personel industri dan mliter. Muncul tes bakat mekanik, klerikal, musikal, dan artistik
·     Muncul kumpulan tes multi bakat yg mampu mengukur keberadaan seseorang menurut kelompok sifat masing-masing (verbal, numerical dll)
1923- 1985
Dirasakan ada kelemahan tes lisan, yaitu tidak me-nempatkan semua siswa dalam situasi seragam, dan tidak me-mungkinkan cakupan isi yang lebih luas
·      Memandang perlu ada ujian tulis yg bisa menggantikan ujian lisan
·      Memandang perlu ada tes obyektif untuk menguji pemahaman, penerapan pengetahuan, dan sasaran pendidikan yang lebih luas
E.L. Thorndike :
Pelopor tes standar pertama untuk mengukur hasil pengajaran di sekolah

Trumman L. Kelley, Giles M. Ruch, dan Lewis M. Terman :
Memprakarsai kumpulan tes prestasi Stanford Achievement Test yang memberikan ukuran-ukuran kinerja yang dapat dibandingkan dalam berbagai mata pelajaran di sekolah, dan dievaluasi berdasar kelompok normativ tunggal. (1930)

Tahun 1985, tes hasil pendidikan dan psikologis terstandar dipublikasikan 
Akhir tahun 1800-awal 1900- an
Tes yg ada baru bisa mengukur aspek intelektual, sedang untuk aspek non-intelektual (kepribadian) belum ada
Memandang perlu ada tes yang bisa mengukur keadaan emosi, hubungan antarpribadi, motivasi, minat, dan sikap.
·       
·     Kreaplin (1892) merintis tes kepribadian dengan tes asosiasi bebas terhadap pasien-pasien psikiatris. Teknik ini juga digunakan untuk mempelajari dampak psikologis dari keletihan, lapar, dan obat bius.
·     Galton, Person, Cattel mengembangkan kuesioner standar dan teknik-teknik penentuan peringkat.
·     Woodwarth menyusun kuesioner kepribadian atau daftar pengenalan diri (self-report inventory)
·     Muncul aplikasi tes kinerja atau tes situasi.
·     Muncul teknik-teknik proyektif : tes melengkapi kalimat, menggambar, mengatur mainan untuk menciptakan pemandangan, akting dramatis yang spontan, dan menafsirkan gambar atau bercak tinta (1990)
  Disarikan dari Anastasi (2006 : 36-51), Tes Psikologi. Jakarta : Indeks





  1. Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah(gangguan)  yang ada pada individu juga sekelompok individu. Cara-cara yang digunakan itu mencakup observasi, interview, skala psikologis, daftar cek, inventory, tes proyeksi, dan beberapa macam tes 
  2. Manfaat pengetahuan dan keterampilan melakukan asesmen, yaitu (a) untuk pengklasifikasian dan penempatan seseorang dalam pendidikan dan pekerjaan, (b) untuk menyaring  pelamar pekerjaan, pendidikan, dan atau program pelatihan, (c) untuk pemberian bantuan dan pengarahan bagi individu dalam pemilihan penddiikan, pekerjaan, konseling perorangan, (d).untuk memilih karyawan mana yang perlu dihentikan, dipertahankan, atau dipromosikan melalui program pendidikan atau pelatihan atau tugas khusus, (e) untuk meramalkan dan menentukan  perlakuan (tritmen)  psikis, fisik, klinis, dan rumah sakit , (f) untuk mengevaluasi perubahan kognitif, intrapersonal, dan interpersonal sebagai hasil dari pendidikan, terapi psikologis dan berbagai program intervensi tingkah laku. (g) untuk  mendukung penelitian tentang perubahan  tingkah laku dan meng-evaluasi efektifitas suatu program atau teknik yang baru. 
  3.  Khususnya bagi konselor, kemampuan asesmen merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki konselor, adalah bagian penting dari kegiatan konseling.

Sumber https://www.maribelajarbk.web.id/

Belum ada Komentar untuk "PENGERTIAN PEMAHAMAN INDIVIDU MANFAAT ASESMEN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel